Wulan Perawati, M.Pd.
“Melihat kunang-kunang di malam hari sangat menyenangkan.”
Libur sekolah telah tiba. Sabiq senang sekali karena liburan kali ini ia diajak Ayah dan Ibu pulang kampung untuk berlibur di rumah Nenek. Rumah Nenek berada di dekat sawah dan kebun. Oleh karena itu, udaranya sangat sejuk dan asri meski siang hari. Jika malam tiba, riuh dengan suara katak dan jangkrik. Meski sedikit mengganggu tidur, Sabiq sangat menyukainya.
Malam kedua, Kakek mengajak Sabiq ke kebun untuk melihat bintang. Sesampainya di kebun, Kakek menggelar tikar di saung kebun dan mengajak Sabiq duduk santai sambil menikmati langit malam. Tak lupa ditemani singkong rebus dan teh manis hangat yang dibekalkan oleh Nenek. Saat sedang asyik menikmati bekal, Sabiq melihat ada yang berkelap-kelip seperti titik-titik cahaya terbang di dekat semaksemak.
“Cahaya apakah itu? Mungkinkah itu
makhluk aneh yang sedang terbang mengintai kami?” batin Sabiq khawatir. Ia menggeser duduknya semakin mendekati Kakek.
“Kakek lihat, cahaya apa yang terbang dekat semak-semak di sana?” bisik Sabiq kepada Kakek.
“Itu namanya kunang-kunang. Kunangkunang mengeluarkan cahaya untuk berkomunikasi dan menarik lawan jenisnya,” jelas Kakek.
“Kek, indah sekali cara kunang-kunang berkomunikasi. Seperti sedang pesta cahaya!” seru Sabiq penuh kekaguman.
Akhirnya Sabiq dan Kakek pulang ke rumah dengan perasaan bahagia. Pengalaman pertama kali melihat kunang-kunang sangat berkesan dan tak akan Sabiq lupakan. Ia sudah tidak sabar untuk kembali melihat kunang-kunang di kebun esok malam. ***